Minggu, 26 November 2017

SUBMISSION 2


Sultanate Mempawah began to be known after the arrival of the entourage Opu Daeng Menambun from the kingdom of Matan, Tanjung Pura, to Sebukit Rama, Mempawah Amantubillah Palace Location which is now, around the year 1737 M. Existence is increasingly calculated in the international arena after Opu Daeng Menambun with the title of Prince Mas Surya Negara the throne replaced Sultan Senggauk in 1740 AD Especially during his reign, Habib Husein Alkadri, a former religious judge in the kingdom of Matan, moved to Mempawah Sultanate. So, people then flocked to come to Mempawah not only to make trade contacts or political contracts, but also to learn and explore the Islamic religion.

Amantubillah Palace was built during the reign of Gusti Jamiril titled Panembahan Adi wijaya Kesuma (1761-1787), sultan to the 3 Mempawah Sultanate. In 1880 AD, Amantubillah palace suffered a fire when governed by Gusti Ibrahim holding Panembahan Ibrahim Mohammad Syafuddin (1864-1892), the sultan of the 9th sultanate. The renovation of the Amantubillah Palace building was then done until the Amantubillah Palace was able to stand again on 2 November 1922 when ruled by Gusti Muhammad Taufi Accamaddin (1902-1943), the sultan of the 11th sultanate.


The Amantubillah Palace complex is divided into three parts, namely the main building, the right wing building, and the left wing. In ancient times, the main building was the seat of the king's throne, the empress, and the residence of the kinsmen. The right wing building is the place to prepare the necessities and the place for the palace family banquet. While the left wing is a hall and a place to take care of the administration of the royal government. At present, the main building serves as the Mempawah Kingdom museum. In this place is stored various relics of the Kingdom of Mempawah, the king's throne, the photos of the king and his family, keris, fashion majesty, and royal umbrella, and others. Right wing building serves as a palace pendopo, while the left wing as a residence of the relatives of the Kingdom of Mempawah.

Kesultanan Mempawah mulai dikenal pasca kedatangan rombongan Opu Daeng Menambun dari kerajaan Matan, Tanjung pura, ke Sebukit Rama, Mempawah Lokasi Istana Amantubillah yang sekarang, sekitar tahun 1737 M. Eksistensinya kian diperhitungkan di kancah internasional setelah Opu Daeng Menambun dengan gelar pangeran Mas Surya Negara naik tahta menggantikan Sultan Senggauk pada tahun 1740 M. Apalagi pada masa pemerintahannya, Habib Husein Alkadri, mantan hakim agama di kerajaan Matan, pindah ke kesultanan Mempawah. Maka, orang pun kemudian berbondong-bondong datang ke mempawah tidak hanyak untuk melakukan kontak dagang atau kontrak politik, tapi juga untuk mempelajari dan mendalami agama islam.

Kesultanan Mempawah mulai dikenal pasca kedatangan rombongan Opu Daeng Menambun dari kerajaan Matan, Tanjung pura, ke Sebukit Rama, Mempawah Lokasi Istana Amantubillah yang sekarang, sekitar tahun 1737 M. Eksistensinya kian diperhitungkan di kancah internasional setelah Opu Daeng Menambun dengan gelar pangeran Mas Surya Negara naik tahta menggantikan Sultan Senggauk pada tahun 1740 M. Apalagi pada masa pemerintahannya, Habib Husein Alkadri, mantan hakim agama di kerajaan Matan, pindah ke kesultanan Mempawah. Maka, orang pun kemudian berbondong-bondong datang ke mempawah tidak hanyak untuk melakukan kontak dagang atau kontrak politik, tapi juga untuk mempelajari dan mendalami agama islam.

Kompleks Istana Amantubillah terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bangunan utama, bangunan sayap kanan, dan sayap kiri. Pada zaman dahulu, bangunan utama merupakan tempat singgasana raja, permaisuri, dan tempat tinggal sanak keluarga raja. Bangunan sayap kanan merupakan tempat mempersiapkan keperluan dan tempat untuk jamuan makan keluarga istana. Sedangkan bangunan sayap kiri merupakan aula dan tempat untuk mengurus administrasi pemerintahan kerajaan. Pada masa sekarang, bangunan utama berfungsi sebagai museum Kerajaan Mempawah. Di tempat ini tersimpan berbagai peninggalan Kerajaan Mempawah, yaitu singgasana raja, foto-foto raja beserta keluarganya, keris, busana kebesaran, dan payung kerajaan, dan lain-lain. Bangunan sayap kanan berfungsi sebagai pendopo istana, sedangkan bangunan sayap kiri sebagai tempat tinggal para kerabat Kerajaan Mempawah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DIALOG (UAS)

1) YOHANES FRENGKY (A) 2) DARWIN (B) SETTING: The park is written SITUATION: John accidentally met Darwin in the park sitting alone and...